Gagal jantung
Gagal jantung atau yang sering disebut gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memopa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen dan nutrisi. Istilah gagal jantung paling sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan.
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.
Tetapi pada gagal jantung dengan masalah utama kerusakan dan kekakuan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal masih dapat dipertahankan. Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompakan pada setiap kontraksi tergantung pada tiga faktor yaitu :
- Preload adalah sinonim dengan hukum starling pada jantung yang menyatakan bahwa jumlah darah yang mengisi jantung berbanding urus dengan tekanan yang ditimbulkan oeh panjangnya regangan serabut jantung.
- Kontraktilitas mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium.
- Afterload mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbiulkan oleh tekanan arterioe.
- Pada gagal jantung jika satu atau lebih dari ketiga faktor tersebut terganggu hasilnya curah jantung berkurang.
Etiologi
Kelainan otot jantung, gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, yang menyebabkan menurunnya kontraktiitas otot jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup aterosklerosis koroner, hipertensi arterial, dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi. Arterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya airan darah keotot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium adalah kematian sel jantung biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Hipertensi sistemik atau pulmonal meningkatkan kerja beban jantung yang akan mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek tersebut dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan meningkatkan kontraktilitas jantung. Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya sebenarnya tidak secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme yang biasanya terlibat mencakup gangguan aliran darah melalui jantung misalnya stenosis katup semiluner, ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade perikardium) atau pengosongan jantung abnormal (insufisiensi katup jantung). Peningkatan mendadak afterload akibat meningkatnya tekanan darah sistemik dapat menyebabkan gaga jantung meskipun tidak ada hipertrofi miokardia.
Kelainan otot jantung, gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, yang menyebabkan menurunnya kontraktiitas otot jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup aterosklerosis koroner, hipertensi arterial, dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi. Arterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya airan darah keotot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium adalah kematian sel jantung biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Hipertensi sistemik atau pulmonal meningkatkan kerja beban jantung yang akan mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek tersebut dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan meningkatkan kontraktilitas jantung. Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya sebenarnya tidak secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme yang biasanya terlibat mencakup gangguan aliran darah melalui jantung misalnya stenosis katup semiluner, ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade perikardium) atau pengosongan jantung abnormal (insufisiensi katup jantung). Peningkatan mendadak afterload akibat meningkatnya tekanan darah sistemik dapat menyebabkan gaga jantung meskipun tidak ada hipertrofi miokardia.
Terdapat sejumah faktor yang bgerperan dalam perkembangan dan beratnya gaga jantung seperti meningkatnya metaboisme, hipoksia, dan anemia memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen secara sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis dan abnormalitas elektrolit dapat menurunkan kontraktilitas otot jantung. Disaritmia jantung yang dapat terjadi dengan sendirinya atau secra sekunder akibat gagal jantung menurunkan efisiensi keseuruhan fungsi jantung.
Tanda dominan gaga jantung adalah meningkatnya voume intravaskuler. Kongesti jaringan terjadi akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat turunnya curah jantung pada kegagalan jantung. Peningkatan tekanan vena pulmonalis dapat menyebabkan cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoi, akibatnya terjadi edema paru, yang dimanifestasikan dengan batuk dan nafas pendek. Meningkatnya tekanan vena sistemik dapat menyebabkan edema perifer umum dan penambahan berat badan. Turunnya curah jantung pada gagal jantung dimanifestasikan secara uas karena darah tidak dapat mencapai jaringan dan organ untuk enyampaikan oksigen yang dibutuhkan. Beberapa efek yang biasanya ditimbulkan akibat perfusi rendah adalah pusing, konfusi, kelelahan, tidak toleran terhadap latihan dan panas, ektrimitas dingin dan luaran urin berkurang. Tekanan perfusi ginjal menurun menyebabkan pelepasan renin dari ginjal yang giirannya akan mensekresikan aldosteron, retensi natrium dan cairan serta peningkatan volume intravascular.
Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal ventrike kiri paling sering mendahului gagalnya ventrikel kanan. Gagal ventrikel kiri murni sinonim dengan edema paru akut. Kerena curah ventrikel berpasangan atau sinkron maka kegagalan salah satu ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan. Tetapi manifestasi kongesti dapat berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi
0 komentar:
Posting Komentar