Pola makan dengan gizi seimbang sangat dianjurkan untuk dipenuhi. Namun dewasa ini kebanyakan orang tidak mempedulikan asupan nutrisi yang mereka konsumsi. Hal itu sebagai akibat dari aktivitas sehari-hari yang menuntut efisiensi waktu, sehingga kebanyakan orang lebih memilih makanan instan atau cepat saji untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Sehingga muncullah masalah kesehatan akibat dari gaya hidup dan pola makan yang buruk di beberapa negara maju maupun berkembang.
Pola makan buruk, meliputi pola jadwal makan yang tidak teratur dan frekuensi makan harian yang kurang, sehingga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan diantaranya obesitas dan diabetes mellitus. Berikut ini beberapa penyebab diabetes mellitus :
- Diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, lingkungan dan usia
- Pola makan yang berubah ke arah makanan cepat saji (instan) yang memiliki lemak tinggi dibandingkan makanan alamiah
- Perokok
- Ada riwayat keluarga yang terkena DM (turunan)
- Stres menghadapi hidup atau persoalan lain
- Kegemukan
- Kerusakan kelenjar pankreas (tidak lagi memproduksi hormon insulin atau sedikit memproduksi hormon tersebut)
Terlebih lagi apabila penyakit degenaritif yang timbul akan lebih sulit diredam, karena hal ini menyangkut pola hidup sehari-hari perorangan atau bahkan kelompok masyarakat. Karena itu dengan memperbaiki pola makan yang baik dan sehat dapat mengendalikan atau bahkan menghindari berbagai macam penyakit berbahaya lainnya.
Pola makan sehat yang dimaksud adalah makan dengan frekuensi teratur dan terpenuhi gizinya atau 4 sehat 5 sempurna. Slogan "Empat Sehat Lima Sempurna" berisikan lima kelompok makanan, yaitu: (1) makanan pokok, (2) lauk-pauk, (3) sayur-sayuran, (4) buah-buahan, dan (5) susu. Di Indonesia, terdapat pedoman umum gizi seimbang (PUGS) yang dijabarkan sebagai 13 pesan dasar yang dapat dijadikan pedoman bagi setiap penduduk untuk medapatkan pola makan yang sehat dan seimbang. Tiga belas pesan dasar gizi seimbang tersebut adalah:
- Makanlah aneka ragam makanan, yaitu makanan sumber zat tenaga (karbohidrat), zat pembangun (protein), serta zat pengatur (vitamin dan mineral).
- Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari tiga sumber utama, yaitu karbohidrat, protein dan lemak.
- Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi. Konsumsi gula sebaiknya dibatasi 5% dari jumlah kecukupan energi atau sekitar 3-4 sendok per hari. Seyogyanya sekitar 50-60% kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks atau setara dengan 3-4 piring nasi.
- Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi. Mengkonsumsi lemak hewani secara berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner.
- Gunakan garam beryodium untuk mencegah timbulnya gangguan akibat kekurangan yodium (GAKI). GAKI dapat menghambat perkembangan tingkat kecerdasan anak, penyakit gondok, dan kretin (kerdil). Dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram (1 sendok teh) per hari.
- Makanlah makanan sumber zat besi untuk mencegah anemia. Sumber yang baik adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging.
- Pemberian ASI saja kepada bayi sampai berumur 4 bulan. Pemberian ASI secara eksklusif ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi hingga umur 4 bulan, setelah itu perlu diberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI).
- Biasakan makan pagi (sarapan) untuk memelihara ketahanan fisik dan meningkatkan produktivitas kerja.
- Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya, yaitu minimal 2 liter atau setara dengan 8 gelas setiap harinya, agar proses faali dalam tubuh dapat berlangsung dengan lancar dan seimbang.
- Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur untuk mencapai berat badan normal dan mengimbangi konsumsi energi yang berlebihan.
- Hindari minum minuman beralkohol.
- Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan, yaitu bebas dari cemaran bahan kimia dan mikroba berbahaya, yang dapat menyebabkan sakit.
- Bacalah label pada makanan yang dikemas, untuk mengetahui komposisi bahan penyusun (ingridien), komposisi gizi, serta tanggal kadaluarsa.
0 komentar:
Posting Komentar