Keperawatan dan Ilmu Tehnologi Informasi

Perkembangan tehnologi pada jaman sekarang tidak memungkiri perawat untuk menambah ilmunya mengenai IT terutama hal-hal yang dapat meringankan kegiatan pelayanan kepada pasien.

Asuhan Keperawatan

Dalam melaksanakan tugasnya perawat harus memiliki keahlian dalam merumuskan beberapa hal mulai dari pengkajian pasien, diagmosa keperawatan, intervensi, harapan yang diinginkan dan evaluasi saat melakukan tindakan.

Artikel Kesehatan

Perlunya banyak bahan bacaan tentang kesehatan tidak hanya diperuntukkan bagi tenaga kesehatan saja, tapi semua kalangan pun memerlukannya.

My Beloved College

Universitas Gadjah Mada, itu Kampusku. Fakutasku ada di Fak. Kedokteran Umum. Aku ada di Prodi Ilmu Keperawatan. Dan aku sangat bangga menjadi bagian dari mereka

my story love

Tuhan pasti mempunyai alasan mengapa kita dipertemukan... dipersatukan... kamu adalah kenyataan yang ada sekarang... nyata yang indah, yang menyenangkan...

Sabtu, 12 Oktober 2013

kasus berkaitan Role and Relationship

Kasus :
Ns. Lina 26thn. Merupakan perawat lulusan S1 Universitas terkenal di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. Setelah lulus dari S1 keperawatan Ns. Lina mendaftar kerja di suatu Rumah Sakit di daerah asal Ns. Lina. Kebetulan pendiri RS tersebut masih mempunyai hubungan saudara dengan Ns. Lina. Karena dianggap perawat S1, Ns. Lina langsung menjabat sebagai kepala ruang. Ns. Lina tidak dapat menolak tawaran itu, meskipun Ns Lina merasa dirinya belum cukup mampu.

Perawat senior enggan untuk menjalankan program-program yang di buat oleh Ns. Lina. Ns. Lina juga merasa tidak enak jika harus menegur perawat-perawat senior di ruangan. Ns. Lina mengatakan “merasa tidak nyaman dengan posisinya sebagai kepala ruang karena perawat ruangan tidak mendukungnya”.

Secara teoritis Ns. Lina paham betul mengenai Leadership and nursing management, namun pada kenyataannya program-program yang Ns.Lina rencanakan sulit sekali untuk terealisasi. Ns Lina mulai cemas dengan kondisinya. Ns. Lina merasa bersalah karena sebagai perawat S1 yang telah diberikan kepercayaan merasa belum bisa mengerjakan tugasnya dengan baik. Karena merasa malu, Ns. Lina jarang menghadiri rapat evaluasi ruangan bersama dengan pimpinan-pimpinan RS untuk berkonsultasi mengenai permasalahan yang ada di ruangan, ada saja alasan yang membuat Ns. Lina tidak datang.

Beberapa hari ini Ns. Lina merasa sulit tidur karena memikirkan pekerjaannya dikantor. Saat dirumah yang Ns. Lina pikirkan adalah tanggungjawabnya sebagai kepala ruang.

Pengkajian
DO :
Ns Lina jarang menghadiri rapat evaluasi ruangan bersama dengan pimpinan RS untuk berkonsultasi mengenai permasalahan yang ada di ruangan.

DS
- Ns. Lina merasa belum cukup mampu untuk menjadi kepala ruangan
- Ns. Lina merasa tidak enak jika harus menegur perawat-perawat senior di ruangan
- Ns. Lina mengatakan “merasa tidak nyaman dengan posisinya sebagai kepala ruang karena perawat ruangan tidak mendukungnya”.
- Ns. Lina Merasa cemas dengan kondisinya
- Ns. Lina merasa bersalah karena sebagai perawat S1 yang telah diberikan kepercayaan merasa belum bisa mengerjakan tugasnya dengan baik
- Ns. Lina merasa sulit tidur karena memikirkan pekerjaannya dikantor
- Saat dirumah yang Ns. Lina pikirkan adalah tanggungjawabnya sebagai kepala ruang

B. Diagnosa
Diagnosa 1. Ketidakefektifan penampilan peran
Domain 7 : Hubungan Peran
Kelas 3 : Penampilan Peran
Definisi : Pola perilaku dan pengekspresian diri yang tidak sesuai dengan konteks lingkungan, norma, dan harapan 

· Batasan karakteristik
- Ansietas
- Ketidakadekuatan kepercayaan diri
- Ketidakadekuatan menejemen diri
- Pesimisme
- Ketidakpuasan peran
- Ketegangan peran
- Ketidakadekuatan motivasi 

· Faktor yang berhubungan
- Harga diri rendah
- Kurang penghargaan
- Usia muda
- Ketidakadekuatan sistem dukungan

· NOC
Level kecemasan
Indikator:
Ø Menurunya kegelisahan
Ø Menurunya kesulitan konsentrasi
Ø Menurunya kesulitan memecahkan masalah
Ø Verbalisasi kecemasan
Ø Menurunya gangguan tidur

Koping
Indicator:
Ø Kemampuan identifikasi pola koping yang efektif
Ø Kemampuan memverbalkan control perasaan
Ø Kemampuan menggunakan personal support sistem
Ø Kemampuan identifikasi personal koping strategies
Ø Melaporkan penurunan gejala fisik stress
Ø Melaporkan penurunan perasaan negative
Ø Melaporkan meningkatnya kenyamanan psikologis

Motivasi
Indicator:
Ø Mengembangkan rencana tindakan
Ø Memelihara harga diri positif
Ø Kemampuan menyelesaikan tugas

Penampilan peran
Indicator:
Ø Melaporkan strategi untuk perubahan peran
Ø Menampilkan harapan peran
Ø Menampilkan perilaku peran komunitas
Ø Menampilkan perilaku peran kerja
Ø Melaporkan nyaman dengan harapan peran
Ø Melaporkan nyaman dengan perubahan peran

Control kecemasan diri
indicator :
Ø Memonitor intensitas kecemasan
Ø Menggunakan strategi koping yang efektif
Ø Mempertahankan penampilan peran
Ø Mempertahankan hubungan social
Ø Mempertahankan konsentrasi
Ø Mempertahankan keadekuatan tidur

· NIC
1. Role Enhancement
Definisi: membantu pasien, orang lain, dan atau keluarga untuk meningkatkan hubungan dengan memperbaiki dan meningkatkan hubungan peran yang spesifik.
Aktivitas:
- Membantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku yang dibutuhkan untuk peran yang baru atau yang berubah.
- Mendorong pasien untuk mengidentifikasi deskripsi yang realistis dari dari perubahan peran.
- Membantu pasien untuk mengidentifikasi strategi positive untuk memanajemen perubahan peran
- Menyediakan role model untuk mempelajari perilaku baru ,sesuai kebutuhan
- Mengajarkan perilaku baru yang dibutuhkan pasien untuk mengisi peran

2. Self Aware Enhancement
Definisi: membantu pasien untuk mengeksplor dan mengerti pikiran, perasaan, motivasi, dan perilakunya
Aktivitas:
- Mendorong pasien untuk menghargai dan mendiskusikan pikiran dan perasaanya
- Membantu pasien untuk menyadari bahwa siapapun adalah unik
- Membantu pasien mengidentifikasi perilaku yang membangun diri
- Membantu pasien untuk mempersiapkan kemungkinan respon negatif dirinya

3. Self Esteem Enhancement
Definisi: membantu pasien untuk meningkatkan penilaian dirinya terhadap kesalahan dirinya.
Aktivitas:
- Memonitor statemen pasien terhadap kesalahan dirinya
- Mendorong kontak mata ketika berkomunikasi dengan orang lain
- Mereinforcement kekuatan personal yang telah diidentifikasi oleh pasien
- Membantu pasien untuk mengidentifikasi respon positif dari orang lain
- Menahan diri dari kritisi negatif
- Menahan diri untuk mengejek
- Mengeksplor kesuksesan sebelumnya
- Mendorong pasien utuk mengevaluasi perilakunya
- Mendorong pasien untuk menerima perubahan-perubahan baru
- Reward atau mengapresiasi perkembangan pasien dalam mencapai tujuan
- Memfasilitasi lingkungan dan aktivitas yang akan meningkatkan harga diri
- Membuat statement positif tentang pasien.

4. Coping Enhancement
Definisi: membantu pasien dalam penerimaan stressor, perubahan, dan ancaman yang mengganggu keseimbangan hidup dan peran.
Aktivitas:
- Mendorong pasien untuk mengidentifikasi deskripsi yang realistis dari perubahan peran
- Mengevaluasi kemampuan pasien membuat keputusan
- Mendorong pasien dalam mengembangkan hubungan
- Mengeksplor keberhasilan pasien sebelumnya
- Mengeksplor alasan pasien mengkritisi dirinya
- Membantu pasien mengidentifikasi respon positif dari orang lain
- Mengeksplorasi metode pasien sebelumnya dalam menghadapi permasalahan hidup
- Mengenalkan pasien kepada orang atau group yang sukses menghadapi pengalaman yang sama
- Membantu pasien untuk mengidentifikasi support system yang ada
- Menyediakan social skill training sesuai kebutuhan
- Membantu pasien mengidentifikasi strategi positif untuk menghadapi perubahan peran
- Membantu pasien untuk memecahkan masalah
- Mendorong pasien untuk mengevaluasi perilakunya

Diagnosa ke-2. Ansietas
Domain 9 : koping/toleransi stress
Kelas 2 : respon koping
Definisi : perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar-samar disertai respon autonom( sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
 
· Batasan karakteristik
- Gelisah
- Insomnia
- Ragu/tidak percaya diri 

· Faktor yang berhubungan
- Perubahan dalam status peran dan fungsi peran

· NOC
Level kecemasan
Indikator:
- Tingkat kegelisahan
- Kesulitan konsentrasi
- kesulitan memecahkan masalah
- kemampuan verbalisasi kecemasan
- gangguan tidur

Control kecemasan diri
Indikator:
- Kemampuan memonitor intensitas kecemasan.
- Kemampuan menggunakan strategi koping yang efektif
- Kemampuan mempertahankan penampilan peran
- Kemampuan mempertahankan hubungan social
- Kemampuan mempertahankan konsentrasi
- Kemampuan mempertahankan keadekuatan tidur
- Tingkat respon kontrol kecemasan

Penyesuaian psikososial : perubahan hidup
Indicator:
- Kemampuan mempertahankan harga diri
- Kemampuan mempertahankan produktivitas
- Melaporkan merasa berguna
- Verbalisasi optimis tentang masa depan
- Menggunakan strategi koping yang efektif

· NIC
1. Meningkatkan koping
Definisi: membantu pasien dalam penerimaan stressor, perubahan, dan ancaman yang mengganggu keseimbangan hidup dan peran.
Aktivitas:
- Mendorong pasien untuk mengidentifikasi deskripsi yang realistis dari perubahan peran
- Mengevaluasi kemampuan pasien membuat keputusan
- Mendorong pasien dalam mengembangkan hubungan
- Mendorong aktivitas social dan komunitas
- Mengeksplor keberhasilan pasien sebelumnya
- Mengeksplor alasan pasien mengkritisi dirinya
- Membantu pasien mengidentifikasi respon positif dari orang lain
- Mengeksplorasi metode pasien sebelumnya dalam menghadapi permasalahan hidup
- Mengenalkan pasien kepada orang atau group yang sukses menghadapi pengalaman yang sama
- Membantu pasien untuk mengidentifikasi support system yang ada
- Menyediakan social skill training sesuai kebutuhan
- Membantu pasien mengidentifikasi strategi positif untuk menghadapi perubahan peran
- Membantu pasien untuk memecahkan masalah
- Mendorong pasien untuk mengevaluasi perilakunya

2. Mengurangi kecemasan
Definisi : meminimalisasi ketakutan, prasangka, atau kesulitan yang berhubungan dengan sumber yang tidak diketahui dari antisipasi yang berbahaya.
Aktivitas :
- Menggunakan pendekatan yang menenangkan
- Mencari untuk memahamai prespektif pasien dari situasi stress
- Mendorong verbaliasasi perasaan, persepsi, dan ketakutan
- Mendorong pengggunaan mekanisme pertahanan yang sesuai
- Menginstruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi
- Observasi verbal dan non verbal dari gejala kecemasan

Fieldtrip Elektif IT di RSUD Banyumas

Dalam elective IT kami PSIK FK UGM 2010 berkesempatan mengunjungi salah satu RSUD yang telah mempraktikkan Sistem Informasi Manajemen untuk Keperawatan, yaitu RSUD Banyumas.
kami berangkat dari FK pada pukul 6.00 WIB dengan menggunakan bis pariwisata. oh iya segedar share kami mendapati beberapa polemik saat penentuan RS mana yang akan kami kunjung, kami berdebat dengan mempertimbangkan cost dan waktu yang kelak akan terpakai. kami memilki dua pilihan RS yang pertama RS Banyumas dan kedua RS akademik UGM. kalo aku sih dari awal milihnya RSA UGM ajah, soalnya selain dekat kami tidak perlu mengeluarkan cost dan waktu yang banyak saat melakukan kunjunga. namun apa dikata banyak yang memilik RS Banyumas untun menjadi tempat kunjungan. ehm, tapi gpp juga sih, karena RS Banyumas nantinya akan menjadi tempat kami menimba ilmu saat menjalani profesi, kami jadi tau bagaimana sistem yang digunakan di RS ini. :)
diperjalanan memerlukan waktu yang cukup lama karena jalannya ramai dan banyak macetnya, sekitas pukul 9.30 WIB kami tiba di RSUD Banyumas, dan langsung disambut oleh pihak RS. acara pertama adalah sambutan dari wakil direktur RS kemudian disusul perwakilan dari Prodi oleh bapak Heru.
perkuliahan dimulai setelah sambutan selesai. perkuliahan kami disampaikan oleh bapak Jasun selaku perawat yang mengembangkan SIMK di RSUD Banyumas. kemudian kami berkesempatan melihat langsung proses entry data dengan menggunakan SIMK di ruang keperawatan. kami dibagi menjadi 9 kelompok dan di bagi perbidang bangsal (mungkin). aku berkesempatan melihat dan mencoba langsung SIMK di ruang perawatan (bangsal) wijayakusuma 2 yang perawatnya dikepalai oleh ibu Umiyati.
kami selesai pada pukul 14.00 WIB dan melanjutkan perjalanan pulang ke Jogja pada pukul 15.00 WIB.
begitu terkesan saya dengan sistem SIMK yang ada di RSUD ini, banyak hal yang membuat saya kagum dan bangga menjadi bagian dari keperawatan.
terimakasih RSUD Banyumas, terimaksih Elective IT :)

Aku dan kelas eletive IT

Hey aku, Rizky Junitasari, mahahsiswa PSIK FK UGM tingkat akhir (semester 7) #pffth. mau cerita sedikit tentang bagaimana, mengapa dan apa yang menjadi alasanku memilih elective IT pada blok 4.1 entrepreneur dan elective.

pertama, mengapa?. awalnya sih tertarik memilih IT karena gosip dari kakak kelas kalo elective IT itu gag pake ujian jadi enak. emm sebenernya iya juga sih, pas udah ngejalanin ni blok emang gag ada ujian ternyata, tapiii ditugaskan membuat blog (iya, blog ini) dan segudang tugas lainnya.. ehmm.. tapi aku gag nyesel kok masuk ke blok elective ini. di elective ini aku belajar banyak tentang tehnologi mulai dari komputer sampai smartphone, mulai dari sistem informasi secara umum sampai sistem informasi keperawatan (yang awalnya aku gag nyangka kalo ada sistem secanggih ini), belajar beberapa aplikasi yang dapat digunakan membantu mahasiswa tingkat akhir kyak kami-kami ini (ex : mengatur Ms.Word dalam penelitian, SPSS dan Epi Info). pokoknya amaze banget deehh abis mengikuti elective ini.

kedua, bagaimana?. berawal dari gosip itu tadi aku memantapkan diri untuk memilih IT sebagai pilihan pada blok elective ini. sempat goyah ditengah perjalanan, karena saat pendaftaran KRS ada gosip kalo diadakan seleksi untuk bisa masuk ke elective. sempet ngelirik ke elective jepang karena takut dibuang ke elective bahasa inggris waktu itu. uhuuu.. galaunyaa waktu itu. tapi dengan hati mantap, tekad kuat segerak baja #tsaahh. akhirnya tetap memilih IT dan ternyata semua ketakutan hanya gosip belaka.

 
banyak hal yang telah aku dapatkan di kelas ini, membuka mataku bahwa tehnologi semakin berkembang, dan tehnologi sangatlah mempengaruhi kehidupan kita. tehnologi membantu kita untuk mempermudah pekerjaan sehari-hari mulaidari hasl kecil hingga yang kompleks. aku merasa beruntung menjadi bagian dari elective IT yang menjadikan aku tau segala hal yang awalnya aku pikir lebih mudah di kerjakan manual, dan aku salah, karena pemanfaatan tehnologi lah yang akan mempermudah segalanya.

terimakasih elective IT :)

Intervensi (NIC) dan Hasil yang diharapkan dari intervensi (NOC)


NIC
Nursing Interventions Classification (NIC) diperkenalkan untuk pertama kali pada tahun 1987 dan menyusul Nursing Outcomes Classification (NOC) pada tahun 1991. Nursing Intervention Classification digunakan disemua area keperawatan dan spesialis. Intervensi keperawatan merupakan tindakan yang berdasarkan kondisi klinik dan pengetahuan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan. Perawat dapat memberikan alasan ilmiah yang terbaru mengapa tindakan itu yang diberikan. Alasan ilmiah dapat merupakan pengetahuan berdasarkan literature, hasil penelitian atau pengalaman praktik. Rencana tindakan berupa: tindakan konseling atau psikoterapiutik, pendidikan kesehatan, perawatan mandiri dan aktivitas hidup sehari-hari, terapi modalitas keperawatan, perawatan berkelanjutan (continuity care), tindakan kolaborasi (terapi somatic dan psikofarmaka).

NIC (Nursing Intervention Classification ) adalah suatu daftar lis intervensi diagnosa keperawatan yang menyeluruh dan dikelompokkan berdasarkan label yang mengurai pada aktifitas yang dibagi menjadi 7 bagian dan 30 kelas. Sistim yang digunakan dalam berbagai diagnosa keperawatan dan mengatur pelayanan kesehatan. NIC digunakan perawat pada semua spesialis dan semua area keperawatan (McClokey and Bulecheck, 1996).

Bulecheck dan McClokey (1996) menyatakan bahwa keuntungan NIC adalah sebagai berikut :
1. Membantu menunjukkan aksi perawat dalam sistem pelayanan kesehatan.
2. Menstandarisasi dan mendefinisikan dasar pengetahuan untuk kurikulum dan praktik keperawatan.
3. Memudahkan memilih intervensi keperawatan yang tepat.





NOC
Nursing Outcome Classification (NOC) adalah proses memberitahukan status klien setelah dilakukan intervensi keperawatan. Standar kriteria hasil dikembangkan untuk mengukur hasil dari tindakan keperawatan yang digunakan pada semua area keperawatan dan semua klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat). Nursing Outcome Classification mempunyai tujuh domain yaitu fungsi kesehatan, fisiologi kesehatan, kesehatan psikososial, pengetahuan dan perilaku kesehatan, persepsi kesehatan, kesehatan keluarga dan kesehatan masyarakat.

Nursing outcome classification (NOC) menggambarkan respon pasien terhadap tindakan keperawatan. NOC mengevaluasi hasil pelayanan keperawatan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan. Standar kriteria hasil pasien sebagai dasar untuk menjamin keperawatan sebagai partisipan penuh dalam evaluasi klinik bersama dengan disiplin ilmu kesehatan lain. Klasifikasi berisi 190 kriteria hasil yang diberi label, definisi dan indikator atau ukuran untuk menentukan kriteria hasil yang diterima (Johnson dan Mass, 1997).

Manfaat NOC dalam keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan label dan ukuran-ukuran untuk kriteria hasil yang komprehensif.
2. Sebagai hasil dari intervensi keperawatan.
3. Mendefinisikan kriteria hasil yang berfokus pada pasien dan dapat digunakan perawat-perawat dan disiplin ilmu lain.
4. Memberikan informasi kriteria hasil yang lebih spesifik dari status kesehatan yang umum.
5. Menggunakan skala untuk mengukur kriteria hasil dan memberikan informasi kuantitatif (Bulecheck dan McClokey, 1996)

sumber :
http://nursinginformatic.wordpress.com/nic/
http://nursinginformatic.wordpress.com/noc/

Diagnosa Nanda

The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) didirikan sebagai badan formal untuk meningkatkan, mengkaji kembali dengan mengesahkan daftar terbaru dari diagnosis keperawatan yang digunakan oleh perawat praktisi. Ketika daftar diagnosis keperawatan diperluas, NANDA mengembangkan sebuah sistem klasifikasi atau taksonomi untuk mengatur label diagnostik.

NANDA digunakan untuk memfasilitasi penggunaan bahasa keperawatan dan rekam medik pasien terkomputerisasi yang seragam, masing-masing diagnosis keperawatan terdiri dari hasil yang disarankan yang berdasarkan pada riset yang dilakukan oleh IOWA Outcomes Project (Nursing Outcomes Classification 1997). Hasil yang disarankan ini sensitif terhadap kebutuhan perawat yaitu dapat mempengaruhi asuhan keperawatan yang diberikan untuk suatu diagnosis keperawatan yang diakui oleh NANDA. (Wilkinson, 2006).

KOMPONEN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Problem (masalah)
Tujuan penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan atau masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkatkan mungkin. Karena pada bagian ini dari diagnose keperawatan mengidentifikasi apa yang tidak sehat tentang klien dan apa yang harus diubah tentang status kesehatan klien dan juga memberikan pedoman terhadap tujuan dari asuhan keperawatan. Dengan menggunakan standar diagnose keperawatan dari NANDA mempunyai keuntungan yang signifikan.
2) Etiologi (penyebab)
Etiologi (penyebab) adalah factor klinik dan personal yang dapat merubah status ksehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah. Etiologi mengidentifikasi fisiologis, psikologis, sosiologis, spiritual dan factor-faktor lingkungan yang dipercaya berhubungan dengan masalah baik sebagai penyebab ataupun factor resiko. Karena etiologi mengidentifikasi factor yang mendukung terhadap masalah kesehatan klien, maka etiologi sebagai pedoman atau sasaran langsung dari intervensi keperawatan. Jika terjadi kesalahan dalam menentukan penyebab maka tindakan keperawatan menjadi tidak efektif dan efisien.
3) Sign/symptom (tanda/gejala)
Identifikasi data subjektif dan objektif sebagai tanda dari masalah keperawatan yang memerlukan evaluasi lebih lanjut

Diagnosa keperawatan menurut Carpenito (2001) dapat dibedakan menjadi 5 kategori:
1) Aktual : suatu diagnosa keperawatan aktual menggambarkan penilaian klinis yang harus divalidasi perawat karena adanya batasan karakteristik mayor.
Syarat :Menegakkan diagnosa keperawatan aktual harus ada unsur PES. Symptom (S) harus memenuhi kriteria mayor (80%-100%) dan sebagian kriteria minor dari pedoman diagnosa NANDA. Misalnya, ada data : muntah, diare, dan turgor jelek selama 5 hari.
2) Resiko :diagnosa keperawatan resiko menggambarkan penilaian klinis dimana in dividu atau kelompok lebih rentan mengalami masalah di banding orang lain dalam situasi yang sama atau serupa.
Syarat:Menegakkan resiko diagnosa keperawatan ada unsur PE (problem and etiologi) penggunaan istilah “resiko dan resiko tinggi” tergantung dari tingkat keparahan/kerentanan terhadap masalah.
3) Kemungkinan:Diagnosis keperawatan yang mungkin adalah pernyataan yang menjelaskan masalah yang diduga memerlukan data tambahan. itu adalah un beruntung bahwa banyak perawat telah disosialisasikan untuk menghindari muncul tentatif. dalam pengambilan keputusan ilmiah, pendekatan tentatif bukanlah tanda kelemahan atau keraguan, tetapi merupakan bagian penting dari proses. perawat harus menunda diagnosis akhir sampai ia atau dia telah mengumpulkan dan menganalisis semua informasi yang diperlukan untuk tiba pada suatu conclusion.physicians ilmiah menunjukkan kesementaraan dengan aturan pernyataan keluar (R / O). Perawat juga harus mengadopsi posisi tentatif sampai mereka telah menyelesaikan pengumpulan data dan evaluasi dan dapat mengkonfirmasi atau menyingkirkan.
Syarat: menegakkan kemungkinan diagnosa keperawatan adanya unsur respon (problem) dan faktor yang mungkin dapat menimbulkan masalah tetapi belum ada.
4) Diagnosa Keperawatan “Wellness”
Diagnosa keperawatan kesejahteraaan adalah penilaian klinis tentang keadaan individu, keluarga, atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi (NANDA).
Ada 2 kunci yang harus ada:
a) Sesuatu yang menyenangkan pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
b) Ada status dan fungsi yang efektif.
Pernyataan diagnosa keperawatan yang dituliskan adalah “potensi untuk peningkatan..”. perlu dicatat bahwa diagnosa keperawatan kategori ini mengandung unsur “faktor yang berhubungan”.
5) Diagnosa keperawatan “syndrome”
Diagnosa keperawatan syndrom adalah diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa keperawatan aktual atau resiko yang diperkirakan ada karena situasi atau peristiwa tertentu.
Manfaat diagnosa keperawatan syndrom adalah agar perawat selalu waspada dan memerlukan keahlian perawat dalam setiap melakukan pengkajian dan tindakan keperawatan.
Menurut NANDA ada dua diagnosa keperawatan syndrom:
1. Syndrom trauma pemerkosaan (Rape trauma syndrome)
Pada diagnosa keperawatan diatas lebih menunjukkan adanya kelompok tanda dan gejala dari pada kelompok diagnosa keperawatan. Tanda dan gejala tersebut meliputi:Cemas, takut,sedih, gangguan istirahat dan tidur, dan resiko tinggi nyeri sewaktu melakukan melakukan hubungan seksual.
2. Resiko Syndrome penyalahgunaan (Risk for Disuse Syndrome)
- Resiko konstipasi
- Resiko perubahan fungsi pernafasan
- Resiko infeksi
- Resiko trombosis
- Resiko gangguan aktivitas
- Resiko perlukaan
- Kerusakan mobilisasi fisik
- Resiko gangguan proses pikir
- Resiko gangguan gambaran diri
- Resiko ketidakberdayaan (powerlessness)
- Resiko kerusakan integritas jaringan.

sumber :

Be Healthy Life

Pola hidup sehat adalah gaya hidup yang memperhatikan segala aspek kondisi kesehatan. Mulai dari aspek makanan, minuman, nutrisi yang dikonsumsi dan perilaku kita sehari-hari. Baik itu dalam sebuah rutinitas olahraga yang tentu akan menjaga kondisi kesehatan dan juga akan menghindarkan dari segala hal yang bisa jadi penyebab penyakit bagi tubuh kita. Seperti itulah kurang lebih pengertian pola hidup sehat. Pola hidup sehat selalu berhubungan dengan faktor makanan yang menyehatkan serta menjauhi dari pola makanan tidak sehat yang kedepannya akan menyebabkan hari-hari kita menjadi sakit karena timbul penyakit. Selain dari aspekmakanan yang sehat juga bergizi satu hal yang tidak boleh kita lupakan adalah menjaga kondisi tubuh kita supaya tetap bugar dengan menjalani olahraga yg teratur dan menjauhi terporsir nya tenaga dan pikiran sehingga tubuh kita kecapekan dan pikiran kita stress.

Salah satu hal yang dapat dilakukan (dengan cara yang sederhana) untuk menjaga pola hidup sehat adalah melakukan penurunan Berat Badan Dengan Berjalan Kaki
Mudah menurunkan berat badan dengan cara berjalan kaki dapat Anda lakukan dengan empat cara dibawah ini :
1. Ingat ngemil, ingat jalan kaki.
Jika Anda mulai memikirkan ingin ngemil coklat dan camilan lain, segera berdiri dan berjalan kakilah. Tapi jangan berjalan kaki ke toko makanan kecil ya. Keinginan Anda untuk memakan camilan akan berkurang setelah berjalan kaki selama 15 menit.
2. Mulai dari jarak dekat dulu.
Berjalan kaki jarak dekat secara rutin dapat menurunkan berat badan pada tiga bulan pertama Anda memulai program jalan kaki ini. Sebuah penelitian dilakukan selama 12 minggu pada para wanita yang mengalami kelebihan berat badan. Hasilnya, mereka yang berjalan kaki selama 30 menit lima kali seminggu berhasil menurunkan berat badan dalam jumlah yang sama dengan para wanita yang berjalan dua kali lebih lama (60 menit) lima kali seminggu.
3. Percepat langkah.
Ubah kecepatan langkah kaki Anda setiap satu hingga tiga menit. Lalu, kembalilah ke kecepatan biasa selama satu menit untuk pemulihan. Ulangi sesering yang Anda bisa dan selama mungkin Anda inginkan. Variasi intensitas dan tenaga yang dikeluarkan pada tahap ini akan secara dramatis meningkatkan jumlah kalori yang terbakar selama Anda berjalan.
4. Ubah frekuensi, intensitas, dan waktu.
Jika tidak mampu berjalan kaki lebih cepat, Anda dapat melakukan tiga hal di bawah ini untuk meningkatkan jumlah lemak yang terbakar :
• Frekuensi : bila Anda masih cukup kuat, tambahkan sesi olahraga lain setelah berjalan kaki seperti push-up, sit-up, dan lain-lain.
• Intensitas : bila Anda mampu, dakilah tanjakan atau bukit untuk membuat langkah kaki Anda semakin berat sehingga kalori yang terbakar juga lebih banyak.
• Waktu : berjalanlah sedikit lebih lama di setiap sesi jalan kaki Anda. Tambahkan 10 menit lebih lama berjalan kaki setiap harinya. Tak terasa dalam waktu seminggu Anda sudah menambahkan 70 menit untuk berjalan kaki.

sumber :

Jumat, 11 Oktober 2013

Diet Lemak


Makanan merupakan sumber energi bagi tubuh agar semua organ tubuh dapat berfungsi secara optimal. Pola makan yang sehat dapat menjadikan tubuh kita sehat, sebaliknya dengan pola makan yang tidak sehat makan tubuh kita akan rentan terhadap berbagai penyakit. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan agar kita mempunyai pola makan yang sehat, antara lain 1) jumlah makanan yang kita konsumsi haus seimbang antara jumlah makanan yang masuk dengan energi yang kita keluarkan, 2) jenis makanan hendaknya mempunyai proposi yang seimbang antara karbohidrat, protein dan lemaknya, 3) jadwal makan yang idel dijalankan agar memiliki pola makan yang sehat.

Diabetes merupakan penyakit yang disebabkan terganggunya kerja insulin, sehingga mengakibatkan tingginya kadar lemak dalam perut. Timbunan lemak berlebihan dapat menyebabkan kada gula darah meningkat dan mengakibatkan penggunaan ind]sulin menjadi tidak optimal. Oleh sebab itu, orang yang kegemukan memiliki risiko lebih besar terkena penyakit diabetes dibandingkan dengan berat badan normal.

Asupan lemak pada tubuh tetap diperlukan, untuk itu kita perlu memilih makanan berlemak yang baik untuk tubuh. Perlu mengenal dua jenis lemak : 1) lemah jenuh, biasanya ditemukan dalam makanan seperti keju, sosis, mentega, kue, bisuit dan kue. Lemak ini dapat meningkatkan kadar kolesterol darah dan meningkatkan resiko penyakit jantung ; 2) lemak tak jenuh, ini merupakan lemak yang dapat menurunkan kolesterol dan menyediakan asam lemak esensial yang diperlukan untuk membantu tubuh tetap sehat. Yang termasuk dalam lemak tak jenuh adalah ikan bermingak, kacang-kacangan, biji-bijian, alpukat, minyak zaitun dan minyak nabati. Maka disarankan untuk mengurangi konsumsi lemak jenuh dan menggantinya dengan lemak tak jenuh.
sumber :

Gagal Jantung

http://penyakitgagaljantung.com/wp-content/uploads/2012/08/penyakit-gagal-jantung.jpg
Gagal jantung
Gagal jantung atau yang sering disebut gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memopa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen dan nutrisi. Istilah gagal jantung paling sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan.

Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.

Tetapi pada gagal jantung dengan masalah utama kerusakan dan kekakuan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal masih dapat dipertahankan. Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompakan pada setiap kontraksi tergantung pada tiga faktor yaitu :
  • Preload adalah sinonim dengan hukum starling pada jantung yang menyatakan bahwa jumlah darah yang mengisi jantung berbanding urus dengan tekanan yang ditimbulkan oeh panjangnya regangan serabut jantung.
  • Kontraktilitas mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium.
  • Afterload mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbiulkan oleh tekanan arterioe.
  • Pada gagal jantung jika satu atau lebih dari ketiga faktor tersebut terganggu hasilnya curah jantung berkurang.

Etiologi
Kelainan otot jantung, gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, yang menyebabkan menurunnya kontraktiitas otot jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup aterosklerosis koroner, hipertensi arterial, dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi. Arterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya airan darah keotot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium adalah kematian sel jantung biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Hipertensi sistemik atau pulmonal meningkatkan kerja beban jantung yang akan mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek tersebut dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan meningkatkan kontraktilitas jantung. Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya sebenarnya tidak secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme yang biasanya terlibat mencakup gangguan aliran darah melalui jantung misalnya stenosis katup semiluner, ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade perikardium) atau pengosongan jantung abnormal (insufisiensi katup jantung). Peningkatan mendadak afterload akibat meningkatnya tekanan darah sistemik dapat menyebabkan gaga jantung meskipun tidak ada hipertrofi miokardia.

Terdapat sejumah faktor yang bgerperan dalam perkembangan dan beratnya gaga jantung seperti meningkatnya metaboisme, hipoksia, dan anemia memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen secara sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis dan abnormalitas elektrolit dapat menurunkan kontraktilitas otot jantung. Disaritmia jantung yang dapat terjadi dengan sendirinya atau secra sekunder akibat gagal jantung menurunkan efisiensi keseuruhan fungsi jantung.

Tanda dominan gaga jantung adalah meningkatnya voume intravaskuler. Kongesti jaringan terjadi akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat turunnya curah jantung pada kegagalan jantung. Peningkatan tekanan vena pulmonalis dapat menyebabkan cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoi, akibatnya terjadi edema paru, yang dimanifestasikan dengan batuk dan nafas pendek. Meningkatnya tekanan vena sistemik dapat menyebabkan edema perifer umum dan penambahan berat badan. Turunnya curah jantung pada gagal jantung dimanifestasikan secara uas karena darah tidak dapat mencapai jaringan dan organ untuk enyampaikan oksigen yang dibutuhkan. Beberapa efek yang biasanya ditimbulkan akibat perfusi rendah adalah pusing, konfusi, kelelahan, tidak toleran terhadap latihan dan panas, ektrimitas dingin dan luaran urin berkurang. Tekanan perfusi ginjal menurun menyebabkan pelepasan renin dari ginjal yang giirannya akan mensekresikan aldosteron, retensi natrium dan cairan serta peningkatan volume intravascular.

Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal ventrike kiri paling sering mendahului gagalnya ventrikel kanan. Gagal ventrikel kiri murni sinonim dengan edema paru akut. Kerena curah ventrikel berpasangan atau sinkron maka kegagalan salah satu ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan. Tetapi manifestasi kongesti dapat berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi

Diabetes

Pola makan dengan gizi seimbang sangat dianjurkan untuk dipenuhi. Namun dewasa ini kebanyakan orang tidak mempedulikan asupan nutrisi yang mereka konsumsi. Hal itu sebagai akibat dari aktivitas sehari-hari yang menuntut efisiensi waktu, sehingga kebanyakan orang lebih memilih makanan instan atau cepat saji untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Sehingga muncullah masalah kesehatan akibat dari gaya hidup dan pola makan yang buruk di beberapa negara maju maupun berkembang.

Pola makan buruk, meliputi pola jadwal makan yang tidak teratur dan frekuensi makan harian yang kurang, sehingga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan diantaranya obesitas dan diabetes mellitus. Berikut ini beberapa penyebab diabetes mellitus :
  • Diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, lingkungan dan usia
  • Pola makan yang berubah ke arah makanan cepat saji (instan) yang memiliki lemak tinggi dibandingkan makanan alamiah
  • Perokok
  • Ada riwayat keluarga yang terkena DM (turunan)
  • Stres menghadapi hidup atau persoalan lain
  • Kegemukan
  • Kerusakan kelenjar pankreas (tidak lagi memproduksi hormon insulin atau sedikit memproduksi hormon tersebut)

Terlebih lagi apabila penyakit degenaritif yang timbul akan lebih sulit diredam, karena hal ini menyangkut pola hidup sehari-hari perorangan atau bahkan kelompok masyarakat. Karena itu dengan memperbaiki pola makan yang baik dan sehat dapat mengendalikan atau bahkan menghindari berbagai macam penyakit berbahaya lainnya.

Pola makan sehat yang dimaksud adalah makan dengan frekuensi teratur dan terpenuhi gizinya atau 4 sehat 5 sempurna. Slogan "Empat Sehat Lima Sempurna" berisikan lima kelompok makanan, yaitu: (1) makanan pokok, (2) lauk-pauk, (3) sayur-sayuran, (4) buah-buahan, dan (5) susu. Di Indonesia, terdapat pedoman umum gizi seimbang (PUGS) yang dijabarkan sebagai 13 pesan dasar yang dapat dijadikan pedoman bagi setiap penduduk untuk medapatkan pola makan yang sehat dan seimbang. Tiga belas pesan dasar gizi seimbang tersebut adalah:
  1. Makanlah aneka ragam makanan, yaitu makanan sumber zat tenaga (karbohidrat), zat pembangun (protein), serta zat pengatur (vitamin dan mineral).
  2. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari tiga sumber utama, yaitu karbohidrat, protein dan lemak.
  3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi. Konsumsi gula sebaiknya dibatasi 5% dari jumlah kecukupan energi atau sekitar 3-4 sendok per hari. Seyogyanya sekitar 50-60% kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks atau setara dengan 3-4 piring nasi.
  4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi. Mengkonsumsi lemak hewani secara berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner.
  5. Gunakan garam beryodium untuk mencegah timbulnya gangguan akibat kekurangan yodium (GAKI). GAKI dapat menghambat perkembangan tingkat kecerdasan anak, penyakit gondok, dan kretin (kerdil). Dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram (1 sendok teh) per hari.
  6. Makanlah makanan sumber zat besi untuk mencegah anemia. Sumber yang baik adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging.
  7. Pemberian ASI saja kepada bayi sampai berumur 4 bulan. Pemberian ASI secara eksklusif ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi hingga umur 4 bulan, setelah itu perlu diberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI).
  8. Biasakan makan pagi (sarapan) untuk memelihara ketahanan fisik dan meningkatkan produktivitas kerja.
  9. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya, yaitu minimal 2 liter atau setara dengan 8 gelas setiap harinya, agar proses faali dalam tubuh dapat berlangsung dengan lancar dan seimbang.
  10. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur untuk mencapai berat badan normal dan mengimbangi konsumsi energi yang berlebihan.
  11. Hindari minum minuman beralkohol.
  12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan, yaitu bebas dari cemaran bahan kimia dan mikroba berbahaya, yang dapat menyebabkan sakit.
  13. Bacalah label pada makanan yang dikemas, untuk mengetahui komposisi bahan penyusun (ingridien), komposisi gizi, serta tanggal kadaluarsa.

Hipertensi

Hipertensi
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur. Diketahui 9 dari 10 orang yang menderita hipertensi tidak dapat diidentifikasi penyebab penyakitnya. Itulah sebabnya hipertensi dijuluki pembunuh diam-diam atau silent killer. Seseorang baru merasakan dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi. Jadi baru disadari ketika telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung, koroner, fungsi ginjal, gangguan fungsi kognitif atau stroke .Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para penderitanya.

Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi (high case fatality rate) juga berdampak kepada mahalnya pengobatan dan perawatan yang harus ditanggung para penderita. Perlu pula diingat hipertensi berdampak pula bagi penurunan kualitas hidup.

Hipertensi sebenarnya dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Jika salah satu orang tua terkena Hipertensi, maka kecenderungan anak untuk menderita Hipertensi adalah lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki orang tua penderita Hipertensi.

Diagnosis
Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg). Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung mengkerut). Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong).

Sebetulnya batas antara tekanan darah normal dan tekanan darah tinggi tidaklah jelas, sehingga klasifikasi Hipertensi dibuat berdasarkan tingkat tingginya tekanan darah yang mengakibatkan peningkatan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Menurut WHO, di dalam guidelines terakhir tahun 1999, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHG dinyatakan sebagai hipertensi; dan di antara nilai tsb disebut sebagai normal-tinggi. (batasan tersebut diperuntukkan bagi individu dewasa diatas 18 tahun).

Gejala
Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.

Penyebab
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.

Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
- Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
- Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
- Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.

Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.

Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.

Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.

Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.

Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.

Pencegahan
Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup. Hindari kebiasaan lainnya seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol diduga berpengaruh dalam meningkatkan resiko Hipertensi walaupun mekanisme timbulnya belum diketahui pasti.

Pengobatan
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).

Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)

Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.

Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh : Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.
3. Ciptakan keadaan rileks : Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alcohol

Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.
1. Diuretik : Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan
Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.
2. Penghambat Simpatetik : Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ).
Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
3. Betabloker: Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial.
Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.
4. Vasodilator : Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.
5. Penghambat ensim konversi Angiotensin : Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
6. Antagonis kalsium : Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
7. Penghambat Reseptor Angiotensin II : Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual.

Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.

Kasus Typhoid

Kasus
Anak Dela , berusia 1 tahun 6 bulan memiliki masalah aktif typhoid dengan keluhan utama demam. Hasil pemeriksaan fisik terakhir : tingkat kesadaran Compos menitis, TD 88/41 mmHg, RR 24x/menit, Nadi 124 x/menit, BB 11 kg dan LK 40 cm. Saat ini anak Dela di bawa ke rumah sakit karena 7 HSMRS anak mengalami suhu tubuh dan 5 hari HSMRS anak dibawa ke dokter dan menjalani rawat jalan dan diberi obat penurun panas dan kemudian anak Dela 1 HSMRS anak Dela tetap demam dan baru dianjurkan untuk rawat inap.


ASUHAN KEPERAWATAN
Data Objektif
Analisis Tanda Vital:
TD 88/41 mmHg
Untuk usia anak Dela, 1 tahun 6 bulan TD 88/41 mmHg tergolong rendah. Tekanan sistolik yang menggambarkan tekanan maksimum pada dinding arteri saat puncak sistol pada anak dibawah normal dan tekanan diastole yang menggambarkan tekanan arterial minimum yang terjadi aat diastole tergolong juga dibawah normal karena untuk usia 1 sampai 4 tahun tekanan sistol dan diastole normalnya 99/65 mmHg.
RR 24x/menit
Kecepatan bernafas normal. Pada usia 1 sampai 3 yaitu 20 sampai 40 kali per menit. Dan kecepatan bernafas anak Dela berada pada rentang 20-50 sehingga kecepatan bernafas anak normal.
Nadi 124x/menit
Denyut nadi per menit untuk usia 1-2 tahun normalnya adalah 110. Kecepatan denyut nadi anak Dela ialah 124x/menit sehingga tergolong tidak normal.
Suhu 38 C
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada 36oC - 37,5oC
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh rendah (hypopirexia/hypopermia), jiak suhu tubuhnya < 36oC
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh tinggi/panas jika:
- Demam : Jika bersuhu 37,5 oC - 38oC
- Febris : Jika bersuhu 38oC - 39oC
- Hypertermia : Jika bersuhu > 40oC
Suhu anak Dela yaitu 37 C maka anak Dela tergolong kategori tidak normal karena termasuk dalam kategori suhu tinggi.
 

Analisa gejala klinis
1. Warna dan bentuk Feses
  Warna feses bayi kuning dan lunak, frekuensi pengeluarannya 2 kali sehari, hal ini normal. Ini menunjukan bahwa bayi tidak mengalami diare.
2. Warna urin kuning dengan frekuensi 6-8 kali sehari. Untuk anak yang masi banyak mengkonsumsi susu dan air putih ini normal. 
3. Mulut lembab tidak ada stomatitis beriarti anak tersebut tidak muntah. 
4. Kulit bersih tidak tampak pucat menunjukkan tidak kehilangan  banyak cairan dan tidak ada perdarahan di bawah kulit


Analisa pemasukan nutrisi
     Anak mendapatkan  diet Energi: 50 Kkal/KgBB/hr dan intake protein sebanyak  3 gr/kgBB/hr diberikan 3 kali sehari karena untuk umur 1 tahun 6 bulan itu kebutuhan metabolisme basal anak dibutuhkan sekitar 50 Kkal/Kg/hr. 
     Anak telah mendapatkan infus KAEn 3 A 750 cc/hari karena anak diberi linfus tersebut larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas. 


Analisa hasil laboratorium
     Widal :
Hasil pemeriksaan laboratorium Widal menunjukkan Salmonella Thypi Titer H : 1/320 dan Salmonella Thypi titer O : 1/320ini berarti anak positif terdapat bakteri Salmonella thypi.


a. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan
    Setiap anaknya sakit keluarga langsung membawa ke fasilitas kesehatan untuk periksa
b. Nutrisi
   Selama sakit anak mendapat diet Energi: 50 Kkal/KgBB/hr dan protein : 3 gr/kgBB/hr diberikan 3 kali sehari
c. Cairan
    Klien terpasang infus; KaEn 3 A: 750 cc/hr
d. Aktivitas
    Anak masih bisa bermain di atas tempat tidur
e. Tidur dan istirahat
   Anak  bisa melakukan aktivitas bermain di rumah sakit
f. Eliminasi
   BAB : 1 -2 kali sehari dengan konsistensi lunak warna kuning. BAK : 6-8 kali sehari, warna kuning
g. Pola hubungan
   Anak mendapat ASI dari ibunya selama sakit
h. Koping dan disiplin yang diterapkan
-
i. Kognitif dan persepsi
   Fungsi pendengaran dan penglihatan baik
j. Konsep diri
-
k. Seksual
    Klien belum di sirkumsisi
l. Nilai
   Orang tua dan anak beragama islam, keluarga berusaha dan pasrah dengan kondisi anaknya
 

Data Subjektif
            Orang tua klien mengatakan bahwa:
7 HSMRS, anak mengalami peningkatan suhu tubuh dan .
5 HSMRS, di bawa ke dokter anak, kemudian disuruh rawat jalan dan diberi obat penurun panas
1 HSMRS, demam . Kemudian di bawa ke RS dan dianjurkan untuk di rawat inap



Diagnosa Keperawatan 1
NANDA : READINESS, FOR ENHANCED FLUID BALANCE  2002, LOE 2.1
 ( Meningkatkan keseimbangan cairan)
Domain 2: Nutrition
Class 5: Hydration
Definis:  sebuah pola keseimbangan antara volume cairan dan komposisi kimia dari cairan tubuh yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dan dapat menguatkan fisik.
Batasan karakteristik:
·         Mengekspresikan keinginan dalam meningkatkan keseimbangan cairan.
·         Jaringan turgor baik.
·         Memberan mukusa lembab.
·         Tidak terdapat edema.
·         Tidak ada peningkatan kehausan.
·         Berat badan stabil.
Faktor yang berhubungan: -
Hasil yang disarankan NOC:
1.      Ketaatan: Diet Sehat.
Indikator:
·         Orang tua selalu mencuci buah segar dan sayuran sebelum diberikan pada anaknya.
·         Keseimbangan cairan yang masuk dan cairan yang keluar.
·         Mencegah makanan yang akan mempengaruhi pengobatan.
·         Terhindarnya makanan yang akan menimbulkan reaksi alergi pada klien.
2.      Pengetahuan: Diet
Indikator:
·         Klien hanya mengkonsumsi makanan dan cairan yang diperbolehkan dalam diet.
·         Klien harus menghindari makanan dan cairan yang tidak diperbolehkan dalam diet.
3.      Status Nutrisi: asupan makanan dan cairan.
Indikator:
·         Jumlah makanan dan cairan yang masuk melalui oral klien.
4.      Status Nutrisi: asupan nutrisi.
Indikator:
·         Keadekuatan zat gizi(kalori, protein, lemak , karbohidrat, vitamin, mineral, besi, dan kalsium) yang masuk dalam tubuh.
5.      Aturan Menyusui : Bayi
Indikator:
·         Memberikan penyusuan minimal 5-10menit
·         Minimal 8 kali pemberian susu setiap harinya
·         Frekuensi urinasi setiap hari disesuaikan usia.
Intervensi Keperawatan:
1.      Perawatan pada Bayi
Definisi: Menetepakan pengembangan perawatan yang berpusat keluarga pada anak di bawah usia satu tahun.
Kegiatan:
·         Monitor berat badan dan panjang badan bayi.
·         Monitor intake dan output dengan tepat.
·         Pastikan side rail pada tempat tidur bayi dinaikan saat bayi tidak berada dalam penjagaan.
·         Monitor keselamatan dari lingkungan sekitar bayi.
·         Sediakan mainan yang aman untuk bayi.
·         Sediakan informasi pada orang tua tentang perkembangan anak dan bagaimana membesarkan anak.
·         Dorong orang tua untuk menyediakan perawatan sehari-hari untuk bayi dengan tepat.
·         Beritahukan pada orang tua mengenai kemajuan bayi.
·         Buat bayi merasa nyaman setelah dilakukan prosedur yang menimbulkan rasa nyeri.
·         Beri makan anak yang sesuai dengan perkembangannya.
2.      Monitor Cairan
Definisi: mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mengatur keseimbangan cairan.
Kegiatan:
·         Monitor berat badan
·         Monitor intake dan output.
·         Monitor tekanan darah, nadi, dan pernafasan.
·         Tetap catat intake  dan output secara akurat.
·         Monitor membran mukosa, turgor kulit, dan tingkat kehausan.
·         Monitor warna, kuantitas, dan gravity spesific dari urin.
Evaluasi
Keluarga klien mampu menjelaskan penyebab demam tifoid dan cara cara pencegahannya.
Keluarga klien melaksanakan usaha preventif dan pengobatan terhadap demam tifoid.
Perawat melaksanakan pemonitoran terhadap intake dan output klien.
Perawat melaksanankan pemonitoran terhadap tanda klinis klien.
Keluarga klien memenuhi asupan nutrisi yang disarankan.
Keluarga klein khususnya ibu memberikan asi tetap pada klien



Diagnosa Keperawatan 2

Hypertermia
Domain 11 : safety/protection
Class 6 : Thermoregulation

Definisi: suhu tubuh yang meningkat diatas rata-rata normal

Batasan Karakteristik
·         Kenaikan suhu tubuh diatas rata-rata normal
·         Tachycardia
·         Terasa hangat saat disentuh

Faktor yang berhubungan
·         Kondisi Sakit

Hasil yang disarankan NOC:
Thermoregulation, ineffective

Definisi : fluktuasi temperature antara hypothermi dan hypertermi
1.      Risk Control : Hypertermi
2.      Thermoregulation
Definisi : keseimbangan produksi panas, pnas tinggi dan kehilangan panas.
Indikator :
·         Berkeringat bila panas
·         Peningkatan pernafasan
·         Denyut jantung apical
·         Orang tua melaporkan kenyamanan suhu badan anak
·         Kenaikan suhu tubuh dapat berkurang sampai batas normal
·         Menurunkan status hyperthermia menjadi normal
3.      Tanda-tanda Vital
Definisi : memperpanjang temperature, denyut nadi, respirasi dan tekanan darah dalam keadaan normal.
Indicator :
·         Temperature tubuh
·         Denyut jantung
·         Denyut nadi radial
·         Tekanan darah

Intervensi Keperawatan:
Temperature Regulation
Definisi : mencapai dan/atau menjaga suhu tbuh menjadi normal
·         Monitor suhu tubuh terakhir setiap 2 jam, jika diperlukan.
·         Monitor dan menyampaikan tanda dan gejala dari hyperthermia dan hypothermia.
·         Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien.
·         Berikan obat-obatan yang diperlukan untuk mencegah atau mengontrol keadaan menggigil yang dirasakan pasien.
Evaluasi
Perawat memonitor tanda tanda vital dan tanda klinis secara berkala.
Perawat memberikan dan mengontrol obat obatan yang diresepkan.
Perawat mengatur keadaan lingkungan sesuai dengan kenyamanan klien.
Klien merasakan nyaman setelah diberikan intervensi.
Keluarga klien dapat ikut serta memantau perkembangan klien.
 


Aktivitas Keperawatan
1. Pengkajian
Memantau tanda-tanda klinis klien.
Memantau tanda-tanda vital klien.
Memantau intake dan output makanan klien.
2. Pendidikan untuk pasien dan keluarga
Pengelolaan nutrisi: Berikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan bagaimana orang tua klien dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Memberikan informasi dan mendidik keluarga mengenai segala sesuatu tentang demam typhoid , termasuk pencegahan dan sanitasi.
3. Aktivitas Kolaborasi
Merundingkan dengan ahli gizi untuk mengimplementasikan intake nutrisi yang tepat untuk klien.
Berkolaborasi dengan tenaga medis lain tentang penanganan penyakit klien.