Keperawatan dan Ilmu Tehnologi Informasi

Perkembangan tehnologi pada jaman sekarang tidak memungkiri perawat untuk menambah ilmunya mengenai IT terutama hal-hal yang dapat meringankan kegiatan pelayanan kepada pasien.

Asuhan Keperawatan

Dalam melaksanakan tugasnya perawat harus memiliki keahlian dalam merumuskan beberapa hal mulai dari pengkajian pasien, diagmosa keperawatan, intervensi, harapan yang diinginkan dan evaluasi saat melakukan tindakan.

Artikel Kesehatan

Perlunya banyak bahan bacaan tentang kesehatan tidak hanya diperuntukkan bagi tenaga kesehatan saja, tapi semua kalangan pun memerlukannya.

My Beloved College

Universitas Gadjah Mada, itu Kampusku. Fakutasku ada di Fak. Kedokteran Umum. Aku ada di Prodi Ilmu Keperawatan. Dan aku sangat bangga menjadi bagian dari mereka

my story love

Tuhan pasti mempunyai alasan mengapa kita dipertemukan... dipersatukan... kamu adalah kenyataan yang ada sekarang... nyata yang indah, yang menyenangkan...

Sabtu, 12 Oktober 2013

kasus berkaitan Role and Relationship

Kasus :
Ns. Lina 26thn. Merupakan perawat lulusan S1 Universitas terkenal di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. Setelah lulus dari S1 keperawatan Ns. Lina mendaftar kerja di suatu Rumah Sakit di daerah asal Ns. Lina. Kebetulan pendiri RS tersebut masih mempunyai hubungan saudara dengan Ns. Lina. Karena dianggap perawat S1, Ns. Lina langsung menjabat sebagai kepala ruang. Ns. Lina tidak dapat menolak tawaran itu, meskipun Ns Lina merasa dirinya belum cukup mampu.

Perawat senior enggan untuk menjalankan program-program yang di buat oleh Ns. Lina. Ns. Lina juga merasa tidak enak jika harus menegur perawat-perawat senior di ruangan. Ns. Lina mengatakan “merasa tidak nyaman dengan posisinya sebagai kepala ruang karena perawat ruangan tidak mendukungnya”.

Secara teoritis Ns. Lina paham betul mengenai Leadership and nursing management, namun pada kenyataannya program-program yang Ns.Lina rencanakan sulit sekali untuk terealisasi. Ns Lina mulai cemas dengan kondisinya. Ns. Lina merasa bersalah karena sebagai perawat S1 yang telah diberikan kepercayaan merasa belum bisa mengerjakan tugasnya dengan baik. Karena merasa malu, Ns. Lina jarang menghadiri rapat evaluasi ruangan bersama dengan pimpinan-pimpinan RS untuk berkonsultasi mengenai permasalahan yang ada di ruangan, ada saja alasan yang membuat Ns. Lina tidak datang.

Beberapa hari ini Ns. Lina merasa sulit tidur karena memikirkan pekerjaannya dikantor. Saat dirumah yang Ns. Lina pikirkan adalah tanggungjawabnya sebagai kepala ruang.

Pengkajian
DO :
Ns Lina jarang menghadiri rapat evaluasi ruangan bersama dengan pimpinan RS untuk berkonsultasi mengenai permasalahan yang ada di ruangan.

DS
- Ns. Lina merasa belum cukup mampu untuk menjadi kepala ruangan
- Ns. Lina merasa tidak enak jika harus menegur perawat-perawat senior di ruangan
- Ns. Lina mengatakan “merasa tidak nyaman dengan posisinya sebagai kepala ruang karena perawat ruangan tidak mendukungnya”.
- Ns. Lina Merasa cemas dengan kondisinya
- Ns. Lina merasa bersalah karena sebagai perawat S1 yang telah diberikan kepercayaan merasa belum bisa mengerjakan tugasnya dengan baik
- Ns. Lina merasa sulit tidur karena memikirkan pekerjaannya dikantor
- Saat dirumah yang Ns. Lina pikirkan adalah tanggungjawabnya sebagai kepala ruang

B. Diagnosa
Diagnosa 1. Ketidakefektifan penampilan peran
Domain 7 : Hubungan Peran
Kelas 3 : Penampilan Peran
Definisi : Pola perilaku dan pengekspresian diri yang tidak sesuai dengan konteks lingkungan, norma, dan harapan 

· Batasan karakteristik
- Ansietas
- Ketidakadekuatan kepercayaan diri
- Ketidakadekuatan menejemen diri
- Pesimisme
- Ketidakpuasan peran
- Ketegangan peran
- Ketidakadekuatan motivasi 

· Faktor yang berhubungan
- Harga diri rendah
- Kurang penghargaan
- Usia muda
- Ketidakadekuatan sistem dukungan

· NOC
Level kecemasan
Indikator:
Ø Menurunya kegelisahan
Ø Menurunya kesulitan konsentrasi
Ø Menurunya kesulitan memecahkan masalah
Ø Verbalisasi kecemasan
Ø Menurunya gangguan tidur

Koping
Indicator:
Ø Kemampuan identifikasi pola koping yang efektif
Ø Kemampuan memverbalkan control perasaan
Ø Kemampuan menggunakan personal support sistem
Ø Kemampuan identifikasi personal koping strategies
Ø Melaporkan penurunan gejala fisik stress
Ø Melaporkan penurunan perasaan negative
Ø Melaporkan meningkatnya kenyamanan psikologis

Motivasi
Indicator:
Ø Mengembangkan rencana tindakan
Ø Memelihara harga diri positif
Ø Kemampuan menyelesaikan tugas

Penampilan peran
Indicator:
Ø Melaporkan strategi untuk perubahan peran
Ø Menampilkan harapan peran
Ø Menampilkan perilaku peran komunitas
Ø Menampilkan perilaku peran kerja
Ø Melaporkan nyaman dengan harapan peran
Ø Melaporkan nyaman dengan perubahan peran

Control kecemasan diri
indicator :
Ø Memonitor intensitas kecemasan
Ø Menggunakan strategi koping yang efektif
Ø Mempertahankan penampilan peran
Ø Mempertahankan hubungan social
Ø Mempertahankan konsentrasi
Ø Mempertahankan keadekuatan tidur

· NIC
1. Role Enhancement
Definisi: membantu pasien, orang lain, dan atau keluarga untuk meningkatkan hubungan dengan memperbaiki dan meningkatkan hubungan peran yang spesifik.
Aktivitas:
- Membantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku yang dibutuhkan untuk peran yang baru atau yang berubah.
- Mendorong pasien untuk mengidentifikasi deskripsi yang realistis dari dari perubahan peran.
- Membantu pasien untuk mengidentifikasi strategi positive untuk memanajemen perubahan peran
- Menyediakan role model untuk mempelajari perilaku baru ,sesuai kebutuhan
- Mengajarkan perilaku baru yang dibutuhkan pasien untuk mengisi peran

2. Self Aware Enhancement
Definisi: membantu pasien untuk mengeksplor dan mengerti pikiran, perasaan, motivasi, dan perilakunya
Aktivitas:
- Mendorong pasien untuk menghargai dan mendiskusikan pikiran dan perasaanya
- Membantu pasien untuk menyadari bahwa siapapun adalah unik
- Membantu pasien mengidentifikasi perilaku yang membangun diri
- Membantu pasien untuk mempersiapkan kemungkinan respon negatif dirinya

3. Self Esteem Enhancement
Definisi: membantu pasien untuk meningkatkan penilaian dirinya terhadap kesalahan dirinya.
Aktivitas:
- Memonitor statemen pasien terhadap kesalahan dirinya
- Mendorong kontak mata ketika berkomunikasi dengan orang lain
- Mereinforcement kekuatan personal yang telah diidentifikasi oleh pasien
- Membantu pasien untuk mengidentifikasi respon positif dari orang lain
- Menahan diri dari kritisi negatif
- Menahan diri untuk mengejek
- Mengeksplor kesuksesan sebelumnya
- Mendorong pasien utuk mengevaluasi perilakunya
- Mendorong pasien untuk menerima perubahan-perubahan baru
- Reward atau mengapresiasi perkembangan pasien dalam mencapai tujuan
- Memfasilitasi lingkungan dan aktivitas yang akan meningkatkan harga diri
- Membuat statement positif tentang pasien.

4. Coping Enhancement
Definisi: membantu pasien dalam penerimaan stressor, perubahan, dan ancaman yang mengganggu keseimbangan hidup dan peran.
Aktivitas:
- Mendorong pasien untuk mengidentifikasi deskripsi yang realistis dari perubahan peran
- Mengevaluasi kemampuan pasien membuat keputusan
- Mendorong pasien dalam mengembangkan hubungan
- Mengeksplor keberhasilan pasien sebelumnya
- Mengeksplor alasan pasien mengkritisi dirinya
- Membantu pasien mengidentifikasi respon positif dari orang lain
- Mengeksplorasi metode pasien sebelumnya dalam menghadapi permasalahan hidup
- Mengenalkan pasien kepada orang atau group yang sukses menghadapi pengalaman yang sama
- Membantu pasien untuk mengidentifikasi support system yang ada
- Menyediakan social skill training sesuai kebutuhan
- Membantu pasien mengidentifikasi strategi positif untuk menghadapi perubahan peran
- Membantu pasien untuk memecahkan masalah
- Mendorong pasien untuk mengevaluasi perilakunya

Diagnosa ke-2. Ansietas
Domain 9 : koping/toleransi stress
Kelas 2 : respon koping
Definisi : perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar-samar disertai respon autonom( sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
 
· Batasan karakteristik
- Gelisah
- Insomnia
- Ragu/tidak percaya diri 

· Faktor yang berhubungan
- Perubahan dalam status peran dan fungsi peran

· NOC
Level kecemasan
Indikator:
- Tingkat kegelisahan
- Kesulitan konsentrasi
- kesulitan memecahkan masalah
- kemampuan verbalisasi kecemasan
- gangguan tidur

Control kecemasan diri
Indikator:
- Kemampuan memonitor intensitas kecemasan.
- Kemampuan menggunakan strategi koping yang efektif
- Kemampuan mempertahankan penampilan peran
- Kemampuan mempertahankan hubungan social
- Kemampuan mempertahankan konsentrasi
- Kemampuan mempertahankan keadekuatan tidur
- Tingkat respon kontrol kecemasan

Penyesuaian psikososial : perubahan hidup
Indicator:
- Kemampuan mempertahankan harga diri
- Kemampuan mempertahankan produktivitas
- Melaporkan merasa berguna
- Verbalisasi optimis tentang masa depan
- Menggunakan strategi koping yang efektif

· NIC
1. Meningkatkan koping
Definisi: membantu pasien dalam penerimaan stressor, perubahan, dan ancaman yang mengganggu keseimbangan hidup dan peran.
Aktivitas:
- Mendorong pasien untuk mengidentifikasi deskripsi yang realistis dari perubahan peran
- Mengevaluasi kemampuan pasien membuat keputusan
- Mendorong pasien dalam mengembangkan hubungan
- Mendorong aktivitas social dan komunitas
- Mengeksplor keberhasilan pasien sebelumnya
- Mengeksplor alasan pasien mengkritisi dirinya
- Membantu pasien mengidentifikasi respon positif dari orang lain
- Mengeksplorasi metode pasien sebelumnya dalam menghadapi permasalahan hidup
- Mengenalkan pasien kepada orang atau group yang sukses menghadapi pengalaman yang sama
- Membantu pasien untuk mengidentifikasi support system yang ada
- Menyediakan social skill training sesuai kebutuhan
- Membantu pasien mengidentifikasi strategi positif untuk menghadapi perubahan peran
- Membantu pasien untuk memecahkan masalah
- Mendorong pasien untuk mengevaluasi perilakunya

2. Mengurangi kecemasan
Definisi : meminimalisasi ketakutan, prasangka, atau kesulitan yang berhubungan dengan sumber yang tidak diketahui dari antisipasi yang berbahaya.
Aktivitas :
- Menggunakan pendekatan yang menenangkan
- Mencari untuk memahamai prespektif pasien dari situasi stress
- Mendorong verbaliasasi perasaan, persepsi, dan ketakutan
- Mendorong pengggunaan mekanisme pertahanan yang sesuai
- Menginstruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi
- Observasi verbal dan non verbal dari gejala kecemasan

Fieldtrip Elektif IT di RSUD Banyumas

Dalam elective IT kami PSIK FK UGM 2010 berkesempatan mengunjungi salah satu RSUD yang telah mempraktikkan Sistem Informasi Manajemen untuk Keperawatan, yaitu RSUD Banyumas.
kami berangkat dari FK pada pukul 6.00 WIB dengan menggunakan bis pariwisata. oh iya segedar share kami mendapati beberapa polemik saat penentuan RS mana yang akan kami kunjung, kami berdebat dengan mempertimbangkan cost dan waktu yang kelak akan terpakai. kami memilki dua pilihan RS yang pertama RS Banyumas dan kedua RS akademik UGM. kalo aku sih dari awal milihnya RSA UGM ajah, soalnya selain dekat kami tidak perlu mengeluarkan cost dan waktu yang banyak saat melakukan kunjunga. namun apa dikata banyak yang memilik RS Banyumas untun menjadi tempat kunjungan. ehm, tapi gpp juga sih, karena RS Banyumas nantinya akan menjadi tempat kami menimba ilmu saat menjalani profesi, kami jadi tau bagaimana sistem yang digunakan di RS ini. :)
diperjalanan memerlukan waktu yang cukup lama karena jalannya ramai dan banyak macetnya, sekitas pukul 9.30 WIB kami tiba di RSUD Banyumas, dan langsung disambut oleh pihak RS. acara pertama adalah sambutan dari wakil direktur RS kemudian disusul perwakilan dari Prodi oleh bapak Heru.
perkuliahan dimulai setelah sambutan selesai. perkuliahan kami disampaikan oleh bapak Jasun selaku perawat yang mengembangkan SIMK di RSUD Banyumas. kemudian kami berkesempatan melihat langsung proses entry data dengan menggunakan SIMK di ruang keperawatan. kami dibagi menjadi 9 kelompok dan di bagi perbidang bangsal (mungkin). aku berkesempatan melihat dan mencoba langsung SIMK di ruang perawatan (bangsal) wijayakusuma 2 yang perawatnya dikepalai oleh ibu Umiyati.
kami selesai pada pukul 14.00 WIB dan melanjutkan perjalanan pulang ke Jogja pada pukul 15.00 WIB.
begitu terkesan saya dengan sistem SIMK yang ada di RSUD ini, banyak hal yang membuat saya kagum dan bangga menjadi bagian dari keperawatan.
terimakasih RSUD Banyumas, terimaksih Elective IT :)

Aku dan kelas eletive IT

Hey aku, Rizky Junitasari, mahahsiswa PSIK FK UGM tingkat akhir (semester 7) #pffth. mau cerita sedikit tentang bagaimana, mengapa dan apa yang menjadi alasanku memilih elective IT pada blok 4.1 entrepreneur dan elective.

pertama, mengapa?. awalnya sih tertarik memilih IT karena gosip dari kakak kelas kalo elective IT itu gag pake ujian jadi enak. emm sebenernya iya juga sih, pas udah ngejalanin ni blok emang gag ada ujian ternyata, tapiii ditugaskan membuat blog (iya, blog ini) dan segudang tugas lainnya.. ehmm.. tapi aku gag nyesel kok masuk ke blok elective ini. di elective ini aku belajar banyak tentang tehnologi mulai dari komputer sampai smartphone, mulai dari sistem informasi secara umum sampai sistem informasi keperawatan (yang awalnya aku gag nyangka kalo ada sistem secanggih ini), belajar beberapa aplikasi yang dapat digunakan membantu mahasiswa tingkat akhir kyak kami-kami ini (ex : mengatur Ms.Word dalam penelitian, SPSS dan Epi Info). pokoknya amaze banget deehh abis mengikuti elective ini.

kedua, bagaimana?. berawal dari gosip itu tadi aku memantapkan diri untuk memilih IT sebagai pilihan pada blok elective ini. sempat goyah ditengah perjalanan, karena saat pendaftaran KRS ada gosip kalo diadakan seleksi untuk bisa masuk ke elective. sempet ngelirik ke elective jepang karena takut dibuang ke elective bahasa inggris waktu itu. uhuuu.. galaunyaa waktu itu. tapi dengan hati mantap, tekad kuat segerak baja #tsaahh. akhirnya tetap memilih IT dan ternyata semua ketakutan hanya gosip belaka.

 
banyak hal yang telah aku dapatkan di kelas ini, membuka mataku bahwa tehnologi semakin berkembang, dan tehnologi sangatlah mempengaruhi kehidupan kita. tehnologi membantu kita untuk mempermudah pekerjaan sehari-hari mulaidari hasl kecil hingga yang kompleks. aku merasa beruntung menjadi bagian dari elective IT yang menjadikan aku tau segala hal yang awalnya aku pikir lebih mudah di kerjakan manual, dan aku salah, karena pemanfaatan tehnologi lah yang akan mempermudah segalanya.

terimakasih elective IT :)

Intervensi (NIC) dan Hasil yang diharapkan dari intervensi (NOC)


NIC
Nursing Interventions Classification (NIC) diperkenalkan untuk pertama kali pada tahun 1987 dan menyusul Nursing Outcomes Classification (NOC) pada tahun 1991. Nursing Intervention Classification digunakan disemua area keperawatan dan spesialis. Intervensi keperawatan merupakan tindakan yang berdasarkan kondisi klinik dan pengetahuan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan. Perawat dapat memberikan alasan ilmiah yang terbaru mengapa tindakan itu yang diberikan. Alasan ilmiah dapat merupakan pengetahuan berdasarkan literature, hasil penelitian atau pengalaman praktik. Rencana tindakan berupa: tindakan konseling atau psikoterapiutik, pendidikan kesehatan, perawatan mandiri dan aktivitas hidup sehari-hari, terapi modalitas keperawatan, perawatan berkelanjutan (continuity care), tindakan kolaborasi (terapi somatic dan psikofarmaka).

NIC (Nursing Intervention Classification ) adalah suatu daftar lis intervensi diagnosa keperawatan yang menyeluruh dan dikelompokkan berdasarkan label yang mengurai pada aktifitas yang dibagi menjadi 7 bagian dan 30 kelas. Sistim yang digunakan dalam berbagai diagnosa keperawatan dan mengatur pelayanan kesehatan. NIC digunakan perawat pada semua spesialis dan semua area keperawatan (McClokey and Bulecheck, 1996).

Bulecheck dan McClokey (1996) menyatakan bahwa keuntungan NIC adalah sebagai berikut :
1. Membantu menunjukkan aksi perawat dalam sistem pelayanan kesehatan.
2. Menstandarisasi dan mendefinisikan dasar pengetahuan untuk kurikulum dan praktik keperawatan.
3. Memudahkan memilih intervensi keperawatan yang tepat.





NOC
Nursing Outcome Classification (NOC) adalah proses memberitahukan status klien setelah dilakukan intervensi keperawatan. Standar kriteria hasil dikembangkan untuk mengukur hasil dari tindakan keperawatan yang digunakan pada semua area keperawatan dan semua klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat). Nursing Outcome Classification mempunyai tujuh domain yaitu fungsi kesehatan, fisiologi kesehatan, kesehatan psikososial, pengetahuan dan perilaku kesehatan, persepsi kesehatan, kesehatan keluarga dan kesehatan masyarakat.

Nursing outcome classification (NOC) menggambarkan respon pasien terhadap tindakan keperawatan. NOC mengevaluasi hasil pelayanan keperawatan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan. Standar kriteria hasil pasien sebagai dasar untuk menjamin keperawatan sebagai partisipan penuh dalam evaluasi klinik bersama dengan disiplin ilmu kesehatan lain. Klasifikasi berisi 190 kriteria hasil yang diberi label, definisi dan indikator atau ukuran untuk menentukan kriteria hasil yang diterima (Johnson dan Mass, 1997).

Manfaat NOC dalam keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan label dan ukuran-ukuran untuk kriteria hasil yang komprehensif.
2. Sebagai hasil dari intervensi keperawatan.
3. Mendefinisikan kriteria hasil yang berfokus pada pasien dan dapat digunakan perawat-perawat dan disiplin ilmu lain.
4. Memberikan informasi kriteria hasil yang lebih spesifik dari status kesehatan yang umum.
5. Menggunakan skala untuk mengukur kriteria hasil dan memberikan informasi kuantitatif (Bulecheck dan McClokey, 1996)

sumber :
http://nursinginformatic.wordpress.com/nic/
http://nursinginformatic.wordpress.com/noc/